Writer: Abdi W. Pranata
TVRINews, Bengkulu
Usaha kerajinan kulit lantung di Kota Bengkulu, yang masih terus diminati di tengah gencarnya produk-produk modern. Bahkan kerajinan kulit Lantung ini berhasil menembus pasar internasional.
Emi Kusmiati, salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kerajinan kulit lantung dengan brand Fajar Wonk Craft yang di berada Jalan Korpri Kelurahan Bentiring Permai Kecamatan Muara Bangkahulu, kota Bengkulu terus berkembang hingga saat ini.
Bahkan di tahun 2023 lalu, Kerajinan kulit lantung miliknya, Bekerjasama dengan ribuan mahasiswa di Universitas Bengkulu, membuat dan memecahkan rekor MURI, dengan rekor mengenakan topi kulit lantung oleh mahasiswa terbanyak.
"Saat itu semua topi untuk pemecahan rekor MURI tersebut dibuat oleh kami," ungkap Emi, Selasa, 30 Juli 2024.
Selain sudah pernah memecahkan rekor MURI, kerajinan kulit lantung milik Emi juga sudah masuk ke pasar internasional. Beberapa negara luar yang melakukan pemesanan karya kulit lantung milik Emi, diantaranya seperti negara Iran, Philipina, Singapura, dan Belanda.
"Kalau dijual secara ekspor belum. Jadi mereka pesan dengan saya kemudian saya hanya kirim ke Jakarta saja. Sedangkan untuk dokumen barang tersebut agar dapat dikirim ke luar negeri itu mereka semua yang mengurus. Setelah barang tersebut sampai ke Jakarta saya posisinya sudah terima uang," ucapnya.
Kerajinan kulit lantung milik Emi juga sering dipamerkan dalam kegiatan-kegiatan berskala nasional. Terakhir, karya kulit lantung milik Emi masuk dalam pameran yang diselenggarakan secara nasional di Jakarta.
"Saat itu kegiatannya sekitar bulan Oktober dan November 2023," ujarnya.
Menurut Emi, dalam pemasaran kerajinan kulit lantung saat ini pasarnya masih cukup menjanjikan. Pasalnya kulit lantung Bengkulu memiliki keunikan tersendiri misalnya dari segi tekstur kulit lantung yang lebih halus jika dibandingkan dengan kulit lantung dari daerah lain. Bahkan tidak jarang pengerajin kulit lantung yang ada di luar Provinsi Bengkulu, melakukan pemesanan bahan baku ke Bengkulu.
"Untuk bahan baku saat ini juga tidak susah didapatkan, kalau saya sendiri itu pesannya dari Kabupaten Kaur," ungkapnya.
Sementara itu, selama dirinya menjadi menjadi pengerajin kulit lantung, kerajinan tangan yang paling laris dibeli konsumen yakni tas dan souvenir. Sedangkan dari segi harga kerajinan kulit lantung bisa dijual mulai Rp20 ribu hingga Rp6 jutaan.
"Paling mahal itu ada lukisan, bahkan kemarin kami juga sempat diminta untuk membuat lukisan lantung saat kedatangan Sandiaga Uno ke Bengkulu sekitar 2 tahun yang lalu," pungkasnya.
Untuk mempertahankan eksistensinya, Emi terus mencari cara untuk meningkatkan kualitas produknya serta menjangkau pasar yang lebih luas. serta selalu memperbarui desain dan variasi produk kulit lantungnya agar tetap diminati oleh konsumen.
Salah satu langkah yang diambil oleh Emi adalah dengan memanfaatkan teknologi digital. Ia aktif mempromosikan produknya melalui media sosial dan situs e-commerce, sehingga produk kulit lantung buatannya dapat dikenal oleh lebih banyak orang.
"Kita selalu memberikan promo di media sosial, dan selalu posting di Facebook, Instagram, Shoope, dan Tiktok," tuturnya.
Baca Juga: Relawan Hadiri Sidang Prapid Zahir, Termohon Tak Hadir
Editor: Redaktur TVRINews