Penulis: Masrul Fajrin
TVRINews, Surabaya
Geliat ekonomi kreatif di Jawa Timur semakin menguat setelah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyelenggarakan seminar khusus bagi generasi Z di Surabaya.
Acara yang dihadiri oleh Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) ini dinilai sebagai langkah strategis untuk mempercepat pertumbuhan sektor ekonomi kreatif di Jawa Timur sekaligus mempersiapkan talenta digital lokal. Seminar yang digelar pada Minggu, 26 Mei 2025 , menjadi wadah bagi para pelaku usaha muda untuk mengasah kemampuan dalam memanfaatkan peluang ekonomi digital.
Bambang Haryo Soekartono, politisi Partai Gerindra, menegaskan bahwa kontribusi sektor kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sangat signifikan.
“Kontribusi sektor kreatif terhadap PDB tidak main-main. Ini menjadi tulang punggung baru ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Ia juga menyatakan bahwa pelatihan untuk konten kreator seperti ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Seminar ini tidak hanya menjadi ajang peningkatan kapasitas, tetapi juga bagian dari upaya sistematis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan kreativitas.
Seminar tersebut menghadirkan pakar pemasaran digital, Denny Santoso, yang memberikan pelatihan intensif mengenai pemanfaatan teknologi untuk menciptakan konten bernilai ekonomi.
Peserta diajarkan berbagai teknik, mulai dari afiliasi produk lokal, optimalisasi platform digital, hingga strategi monetisasi konten. Denny menekankan bahwa kemampuan digital adalah kunci sukses di era ekonomi kreatif saat ini.
“Skill digital adalah modal utama di era ini. Kreator Jatim harus jadi pioneer,” tegasnya.
Antusiasme peserta terlihat dari diskusi interaktif yang membahas berbagai topik, seperti algoritma media sosial dan tren konten di tahun 2025.
Hal ini menunjukkan tingginya minat generasi muda Jawa Timur untuk terjun ke dunia ekonomi kreatif. Seminar ini juga menjadi bukti bahwa pelaku usaha muda di Jawa Timur memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat nasional maupun global.
BHS secara khusus menyoroti kebijakan pemerintah dalam meningkatkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi Rp300 triliun. Menurutnya, kebijakan ini dapat menjadi game changer bagi pelaku UMKM kreatif di Jawa Timur yang sering kali terkendala oleh masalah permodalan.
“Dengan KUR tanpa agunan hingga Rp100 juta, pelaku usaha bisa lebih berani berinovasi,” paparnya.
Ia memberikan contoh potensi industri kerajinan digital dan kuliner kekinian yang dapat dikembangkan melalui pendanaan KUR. Dengan akses permodalan yang lebih mudah, diharapkan lebih banyak pelaku usaha kreatif yang bisa mengembangkan bisnisnya, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di Jawa Timur.
BHS mengungkapkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, praktisi industri, dan kreator muda adalah kunci untuk membangun ekosistem digital Jawa Timur yang berkelanjutan.
“Kami ingin Surabaya menjadi contoh bagaimana ekonomi kreatif bisa menggerakkan roda perekonomian daerah,” tambahnya.
Data menunjukkan bahwa 37% peserta seminar telah merintis usaha mikro berbasis digital, membuktikan bahwa pelatihan semacam ini memberikan dampak nyata bagi pengembangan ekonomi kreatif di Jawa Timur.
Seminar ini tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antar-pemangku kepentingan dalam membangun ekonomi kreatif yang tangguh dan berdaya saing tinggi. Dengan dukungan kebijakan, pelatihan, dan kolaborasi yang solid, Jawa Timur memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia.
Baca Juga: Zulkifli Hasan Kawal Pembentukan Koperasi Merah Putih di Kalteng
Editor: Redaktur TVRINews
