
Stok Pangan Melimpah, Babel Alami Deflasi 0,89 Persen pada Mei 2025
Penulis: Triyani
TVRINews, Bangka Belitung
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat deflasi sebesar 0,89 persen secara bulanan (month to month) dan 0,88 persen pada Mei 2025. Penurunan harga ini dipengaruhi oleh melimpahnya pasokan sejumlah komoditas pangan akibat tingginya produksi lokal.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Babel menyatakan bahwa kondisi ini menunjukkan adanya penurunan harga barang dan jasa secara umum yang terjadi secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu.
Kepala BPS Babel, Toto Haryanto Silitonga, menjelaskan bahwa deflasi tersebut utamanya disumbang oleh komoditas pangan seperti sayur bayam, cabai, dan cumi-cumi. Melimpahnya stok komoditas-komoditas tersebut menekan harga di pasar lokal.
Namun demikian, meski terjadi deflasi bulanan, secara tahunan (year on year) Babel masih mengalami inflasi sebesar 0,79 persen. Inflasi tahunan ini didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas seperti perhiasan emas, beras, dan cabai merah.
BPS menegaskan bahwa fluktuasi harga bahan pokok menjadi faktor utama yang memengaruhi tingkat inflasi dan deflasi di daerah. Stabilitas suplai pangan dan barang kebutuhan pokok menjadi kunci dalam menjaga kondisi ekonomi masyarakat tetap stabil.
Dengan kondisi ini, pemerintah daerah diharapkan terus memantau produksi dan distribusi komoditas agar tidak terjadi gejolak harga yang merugikan produsen maupun konsumen.
"Jadi, akumulasi dari deflasi yang terjadi nanti, terutama pada bulan Juni dan Juli, jangan sampai berada di bawah target kita, atau bahkan lebih tinggi. Pada bulan Juni ini, akan ada banyak faktor yang dapat mendorong terjadinya inflasi," jelas Toto Haryanto Silitonga, Kepala BPS Babel.
Baca Juga: Polres Belitung Ungkap Penipuan Lahan Pasir Fiktif, Korban Rugi Rp5 Miliar
Editor: Redaksi TVRINews
