
Produksi Jagung Kabupaten Sumbawa Terus Meningkat
Penulis: Ambika
TVRINews, Kota Mataram
Produksi jagung di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun, dengan rata-rata kenaikan 23.000 hingga 30.000 ton. Jagung kini menjadi salah satu komoditas andalan daerah yang berperan vital dalam menjaga ketahanan pangan nasional, selain beras.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Ni Wayan Rusmawati, menjelaskan bahwa meskipun sebagian besar lahan pertanian di Sumbawa adalah tadah hujan, produktivitas jagung tetap tinggi dan konsisten.
"Pada tahun 2023, produksi jagung mencapai 692.000 ton, dan meningkat menjadi 715.000 ton pada tahun 2024. Hingga bulan Mei 2025, jumlah produksi telah mencapai 626.000 ton dan diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun," jelas Ni Wayan Rusmawati pada Senin, 16 Juni 2025.
Baca Juga: Musim Libur Sekolah, Jasa Sol Sepatu dan Permak Tas di Kulonprogo Ramai Pelanggan
Ia menambahkan bahwa Kabupaten Sumbawa secara konsisten memosisikan diri sebagai salah satu sentra produksi jagung nasional. Konsistensi ini pula yang menjadi alasan Presiden Republik Indonesia dan Menteri Pertanian pernah menghadiri panen raya jagung di daerah ini.
Saat ini, luas lahan tanam jagung di Sumbawa mencapai 84.713 hektare, dengan hasil produksi berkisar antara 6 hingga 12 ton per hektare. Total produksi dari lahan tersebut diperkirakan mencapai 626.876 ton.
"Seluruh hasil panen tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun juga diekspor ke berbagai negara. Komoditas ini dikenal bukan hanya karena volume produksinya yang melimpah, tetapi juga kualitasnya yang unggul," tambah Ni Wayan.
Pada musim tanam kedua, petani di Sumbawa umumnya kembali menanam jagung atau beralih ke komoditas lain seperti kacang hijau, kacang tanah, cabai, dan berbagai jenis sayuran. Sebagian petani juga memulai musim tanam dengan padi, lalu melanjutkannya dengan jagung pada tanam kedua atau ketiga.
Ni Wayan Rusmawati juga mengakui kendala utama dalam pertanian di Kabupaten Sumbawa adalah ketersediaan air. Untuk mengatasi hal ini, berbagai fasilitas pengairan seperti embung dan pompa irigasi telah disediakan. Langkah ini diambil agar petani dapat menanam jagung lebih dari satu kali dalam setahun. Saat ini, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk komoditas jagung ditetapkan sebesar Rp5.500 per kilogram.
"Dengan harga tersebut, petani diharapkan tetap bersemangat dalam mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional," tutup Ni Wayan Rusmawati.
Editor: Redaktur TVRINews