Writer: Frans Tamaela
TVRINews, Papua barat
Konsumsi pinang di masyarakat Fakfak tergolong cukup tinggi, tidak hanya sebagai kebiasaan sehari-hari tetapi juga telah menjadi bagian dari budaya dan tradisi. Pinang digunakan dalam berbagai acara adat, tradisi sosial, dan ritual khusus, terutama di Fakfak dan Papua pada umumnya.
Menyadari pentingnya ketersediaan pinang bagi masyarakat, Dinas Perkebunan Fakfak berinisiatif untuk terus menggalakkan penanaman pinang di kebun-kebun masyarakat serta di sepanjang koridor jalan yang kosong. Upaya ini bertujuan agar pinang tersedia di berbagai tempat, mengurangi pengeluaran masyarakat untuk membeli pinang, sekaligus menjaga kelestariannya.
Plt Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati menekankan pentingnya penanaman pinang khususnya di wilayah pesisir, yang memiliki tingkat konsumsi tinggi. Salah satu kampung yang menjadi pelopor dalam program ini adalah Kampung Goras.
Bekerja sama dengan Pemerintah Kampung Goras yang dipimpin oleh Kepala Kampung Syamsudin Napitupulu, serta didukung oleh kelompok pemuda setempat, masyarakat secara mandiri menanam pinang di lahan seluas 0,5 hektare dan sepanjang permukiman kampung dengan konsep "Satu Rumah Dua Pohon Pinang".
Sebagai bentuk dukungan, Dinas Perkebunan Fakfak menyediakan 500 bibit pinang dan 100 bibit sirih secara gratis. Sementara itu, pemuda kampung berkontribusi dalam penyediaan pagar untuk melindungi tanaman pinang dari gangguan ternak.
Syamsudin Napitupulu menyampaikan apresiasinya terhadap program ini, yang dinilai sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pinang secara mandiri. "Kami menanam pinang dengan konsep Satu Rumah Dua Pohon, dengan harapan setiap rumah memiliki pohon produktif yang bisa dirawat. Jika berbuah, masyarakat bisa memanfaatkannya secara gratis untuk konsumsi. Selebihnya, kami tanam di kebun bersama pemuda untuk dimanfaatkan secara ekonomis," ujarnya.
Serentak, pemuda kampung turut serta dalam penyiapan lahan, pagar, naungan, serta penanaman bersama.
Menurut Widhi, inisiatif ini tidak hanya terbatas pada pinang, tetapi juga mendorong masyarakat menanam komoditas perkebunan lainnya seperti sirih, kopi, tembakau, dan kelapa. Keberadaan tanaman perkebunan ini diharapkan memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat, berfungsi sebagai pohon peneduh, dan menjadi bagian dari upaya pelestarian lingkungan.
Sejauh ini, program penanaman pinang telah dilaksanakan di beberapa kampung, termasuk Kampung Wrikapal, Saharey, Urat, Nembukteb, dan Goras. Widhi berharap agar kelompok pemuda kampung dapat merawat tanaman ini hingga tumbuh subur dan berproduksi, sehingga manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang baik dari segi ekonomi maupun pelestarian budaya.
Editor: Redaktur TVRINews
