Dilema Warga Perbatasan, Rencana Pembangunan Jalan Lintas Seram Menuai Konflik Dualisme Kepemimpinan
Writer: Fatahila Sia
TVRINews, Maluku
Rencana pembangunan jalan lintas seram yang akan melewati Pesisir Tanjung Sial, menuai konflik dualisme kepemimpinan Kepala Dusun Wailapia. Kedua belah pihak saling bersikukuh terhadap rencana pembangunan jalan tersebut.
Wailapia versi Maluku Tengah mengingankan pembanguan jalan diluar kampung, sementara Wailapia versi SBB menginginkan jalan lintas seram itu dikerjakan ditengah kampung atau dusun. Perbedaan pendapat itu bahkan sering kali memicu konfik di 2 wilayah itu.
Kepala dusun Wailapia, Negeri Larike Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah, Baeni menjelaskan, tarik ulur pembanguan jalan lintas seram terkendala akibat dari adanya beda pendapat dualisme kepemimpinan kepala dusun.
Padahal menurutnya, saat digelar bersama warga Dusun Wailapia, secara iklas, seluruh warga berkeinginan pembangunan jalan dilakukan diluar kampung, dengan alasan, nantinya pengerjaan jalan tidak menggangu aktivitas warga. Selain itu, memungkinkan bertambahnya pemukiman ke bagian belakang. Sedangkan Wailapia versi SBB mengingkan Jalan Lintas Seram melintasi perkampungan atau dusun sehingga memudahkan akses transportasi.
“Sudah tahu bahwa versi SBB cuman ada 12 KK saja, sedangkan kita yang ada disini kan mayoritas Maluku Tengah 250 KK, jadi kita mau karena ada 2 kubu disini , keamanannya tidak terlalu aman, ada kepentingan yang lain , ada pengaruh masyarakat yang lain,” Jelasnya Baeni, selaku kepala dusun Wailapia.
Masyarakat Dusun Wailapia berharap, adanya perhatian pemerintah kabupaten dan provinsi terkait permasalahan ini sehingga tidak berlarut-larut dengan dualisme kepemimpinan kepala dusun.
Editor: Redaktur TVRINews