Writer: Gilang Budi Raharja
TVRINews, Gresik
Petani di Desa Wahas, Kecamatan Balongpanggang, Gresik membasmi tanaman padi untuk diganti tanaman lain akibat kondisi kemarau yang sudah berlangsung sekitar satu bulan terakhir. Banyak petani di wilayah Kecamatan Benjeng dan Balongpanggang, Kabupaten Gresik terancam gagal panen.
Karena kategori sawah tadah hujan, petani menggantungkan kebutuhan air pertanian dari turunnya hujan. Namun, sebulan terakhir hujan tidak turun. Banyak lahan sawah yang mengering dan tanaman padi menguning mati. Kecuali sawah dekat irigasi.
Musim kemarau memang menjadi masalah klasik bagi para petani di Benjeng dan Balongpanggang. Setiap tahun. Kondisi ini membuat tanaman padi rusak dan terancam gagal panen. Para petani pun dihantui nestapa dan harap-harap cemas.
Nestapa ini seperti dialami Ajib Wibowo warga Desa Wahas, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik. Ajib mengatakan, selama ini sawahnya mengandalkan air waduk. Hanya saja beberapa hari terakhir kondisi waduk sudah mengering.
Alhasil, pengairan sawahnya pun terganggu. Tanaman padi yang notabene butuh banyak air, akibat kondisi ini tidak bisa tumbuh optimal. Tanaman menguning, rusak dan mati.
“Kalau kondisinya seperti ini, kemungkinan besar gagal panen,” keluh Ajib Wibowo saat ditemui awak media di sawahnya, Rabu.
Ajib bahkan secara sengaja membasmi tanaman padinya karena sudah tidak ada harapan. “Terpaksa saya basmi tanaman padinya. Diganti tanaman lain yang tidak membutuhkan banyak air, rencananya setelah ini ditanami kangkung,” tambahnya.
Ia menaksir ada puluhan hektare sawah yang terancam gagal panen akibat kemarau tahun ini. Ajib dan para petani berharap ada solusi dari pemerintah terkait kondisi pertanian saat musim kemarau. Agar petani untung tidak buntung.
Petani di Desa Wahas, Kecamatan Balongpanggang, Gresik membasmi tanaman padi untuk diganti tanaman lain akibat kemarau.
Banyak petani di wilayah Kecamatan Benjeng dan Balongpanggang, Kabupaten Gresik terancam gagal panen. Hal ini disebabkan kondisi kemarau yang sudah berlangsung sekitar satu bulan terakhir.
Karena kategori sawah tadah hujan, petani menggantungkan kebutuhan air pertanian dari turunnya hujan. Namun, sebulan terakhir hujan tidak turun. Banyak lahan sawah yang mengering dan tanaman padi menguning mati. Kecuali sawah dekat irigasi.
Musim kemarau memang menjadi masalah klasik bagi para petani di Benjeng dan Balongpanggang. Setiap tahun. Kondisi ini membuat tanaman padi rusak dan terancam gagal panen. Para petani pun dihantui nestapa dan harap-harap cemas.
Nestapa ini seperti dialami Ajib Wibowo warga Desa Wahas, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik. Ajib mengatakan, selama ini sawahnya mengandalkan air waduk. Hanya saja beberapa hari terakhir kondisi waduk sudah mengering.
Alhasil, pengairan sawahnya pun terganggu. Tanaman padi yang notabene butuh banyak air, akibat kondisi ini tidak bisa tumbuh optimal. Tanaman menguning, rusak dan mati. “Kalau kondisinya seperti ini, kemungkinan besar gagal panen,” keluh Ajib Wibowo saat ditemui awak media di sawahnya, Rabu (15/5).
Ajib bahkan secara sengaja membasmi tanaman padinya karena sudah tidak ada harapan. “Terpaksa saya basmi tanaman padinya. Diganti tanaman lain yang tidak membutuhkan banyak air, rencananya setelah ini ditanami kangkung,” tambahnya.
Ia menaksir ada puluhan hektare sawah yang terancam gagal panen akibat kemarau tahun ini. Ajib dan para petani berharap ada solusi dari pemerintah terkait kondisi pertanian saat musim kemarau. Agar petani untung tidak buntung.
Salah satu yang diharapkan adalah pemerintah melakukan normalisasi atau pengerukan Waduk Gogor. Waduk ini memiliki peranan vital bagi pengairan sawah di wilayah Balongpanggang. Namun, saat ini waduk mengalami pendangkalan.
Editor: Redaktur TVRINews
