
NTT Genjot Adaptasi Iklim demi Swasembada Pangan
Writer: Thomy Mirulewan
TVRINews, Kupang
Upaya menjadikan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu daerah penopang swasembada pangan nasional masih terkendala keterbatasan sumber daya air, terutama saat musim kering.
Oleh karena itu, selain mengoptimalkan bendungan dan embung, Pemerintah Provinsi NTT juga mendorong pemanfaatan teknologi untuk mengangkat air ke lahan warga di dataran tinggi, serta melakukan penghijauan hutan dan pengembangan daerah tangkapan air hujan.
Hal tersebut disampaikan Gubernur NTT Melki Laka Lena, saat membuka Workshop bertajuk “Mendorong Kebijakan Adaptasi Perubahan Iklim yang Berkeadilan di Provinsi NTT”.
“RPJPN 2025–2045 mengidentifikasi perubahan iklim sebagai salah satu tantangan Indonesia selama dua dekade ke depan. Karena itu, pembangunan berkelanjutan menjadi komitmen kami selama lima tahun ke depan,” ujar Melki.
Menurutnya, dari hasil kunjungan ke berbagai kabupaten di NTT, ditemukan bahwa kebutuhan akan air untuk irigasi pertanian dan air minum masih menjadi tantangan utama dalam mendukung pencapaian swasembada pangan.
“Upaya penghijauan tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga meminimalkan dampak bencana hidrometeorologi yang sangat rentan terjadi di NTT,” ucap Melki.
Ia menambahkan pemerintah daerah juga berkomitmen mengoptimalkan potensi sumber daya alam non-tambang sebagai bagian dari strategi adaptasi perubahan iklim.
Saat ini, Pemprov NTT tengah menyusun dokumen Rencana Aksi Daerah – Adaptasi Perubahan Iklim (RAD API) Tahun 2025–2045 melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Melki berharap kegiatan yang diinisiasi oleh Voices For Just Climate Action (VCA) ini dapat memperkuat ketahanan iklim berbasis komunitas serta menghasilkan rekomendasi teknis yang dapat diimplementasikan dalam kebijakan dan program yang responsif terhadap tantangan perubahan iklim di NTT.
Baca Juga: Cita-Cita Nanda Terwujud, Gubernur Khofifah Hadiahkan Sepasang Sapi dan Sepeda
Editor: Redaksi TVRINews