Penulis: Harapan Sagala
TVRINews, Humbang Hasundutan
Debit air Sungai Aek Silang di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, mengalami penyusutan drastis akibat musim kemarau, kerusakan infrastruktur irigasi, dan kurangnya reboisasi di lahan kritis sekitar perbukitan.
Kondisi ini terlihat di sepanjang aliran Sungai Aek Silang, mulai dari Desa Siunong Unong Julu hingga ke muara di Danau Toba. Air yang biasanya mengalir deras kini mulai mengering di sejumlah titik.
Penyusutan debit sungai tidak hanya berdampak pada irigasi pertanian warga, tetapi juga mengancam operasional dua Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di wilayah tersebut, yaitu PLTMH Aekraja berkapasitas 2x2,5 megawatt dan PLTMH Aek Silang Dua 2x5 megawatt.
Salah satu warga, Amang Marbun, menyampaikan bahwa pasokan air untuk turbin pembangkit dan lahan pertanian menjadi tidak stabil, terutama saat musim kemarau panjang. Kondisi ini diperparah oleh buruknya perawatan bangunan irigasi di bawah pengawasan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II serta kurangnya penghijauan di area tangkapan air.
"Kalau musim hujan justru rawan banjir bandang tiap tahun. Tapi saat kemarau panjang, sungai kering dan sawah jadi kekurangan air," ujarnya, dikutip Sabtu 5 Juli 2025.
Menanggapi kondisi tersebut, Humas PT Bakara Energi Lestari, Carlos Purba mengatakan pihaknya tengah membangun tanggul penampungan air di Sungai Aek Silang sebagai langkah mitigasi. Pembangunan ini dilakukan berdasarkan rekomendasi DPRD Humbang Hasundutan.
Sebagai salah satu sumber energi baru terbarukan (EBT) di Kecamatan Bakti Raja, warga berharap pengelolaan PLTMH Aek Silang dan PLTMH Hutaraja bisa dilakukan secara lebih kooperatif. Selain menjadi sumber energi ramah lingkungan, warga juga berharap perusahaan berkomitmen menjaga kelestarian kawasan Danau Toba.
Baca Juga:
Rob Ancam NTB 11 Hari, BMKG Peringatkan Warga Pesisir Lombok dan Sumbawa |
Editor: Redaksi TVRINews