
Menjelang 1 Suro, Perajin Warangka di Jombang Kebanjiran Pesanan
Penulis: Hari Sukemi
TVRINews, Jombang
Tradisi menyambut 1 Suro atau Tahun Baru Islam membawa berkah tersendiri bagi perajin warangka atau sarung pusaka di Jombang, Jawa Timur. Salah satunya adalah Fathur Rohman, warga Desa Bawangan, Kecamatan Ploso, yang mengelola usaha pembuatan warangka dari kayu gaharu.
Menjelang pergantian tahun penanggalan Jawa ini, permintaan pembuatan warangka dan jasa pencucian pusaka atau jamasan milik Fathur mengalami peningkatan signifikan dibanding hari-hari biasa.
"Pesanan warangka dan jasa pencucian keris pusaka selalu meningkat setiap 1 Suro. Para kolektor ingin agar benda pusaka mereka tetap bersih, wangi, dan tidak berkarat," ujar Fathur, Kamis, 26 Juni 2025.
Fathur mengungkapkan bahwa mayoritas pesanan yang ia terima berasal dari kolektor pusaka, tidak hanya dari Jombang, tetapi juga dari berbagai daerah seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang, Madiun, dan Solo.
Warangka yang ia produksi dibuat dari kayu-kayu pilihan, terutama kayu gaharu. Jenis warangka yang paling banyak diminati adalah model Ladrang dan Gayaman, dengan harga bervariasi tergantung jenis kayu, desain, dan ukuran, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah.
“Dalam sehari kami bisa menyelesaikan 4 sampai 5 warangka, tergantung tingkat kerumitannya,” pungkasnya.
Tradisi 1 Suro memang lekat dengan budaya spiritual dan pelestarian benda-benda pusaka. Momentum ini pun dimanfaatkan oleh pelaku usaha kerajinan tradisional seperti Fathur untuk menjaga sekaligus melestarikan warisan budaya leluhur.
Editor: Redaktur TVRINews