Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Denpasar
Gubernur Bali Wayan Koster menyerahkan bantuan sosial bagi korban bencana banjir besar yang melanda Pasar Badung dan Pasar Kumbasari, Denpasar, pada 10 September 2025.
Bantuan tersebut diharapkan mampu mempercepat pemulihan aktivitas ekonomi pedagang setelah kedua pasar tradisional terbesar di Bali itu lumpuh akibat banjir. Sejalan dengan langkah ini, status tanggap darurat bencana telah resmi berganti menjadi masa transisi darurat ke pemulihan yang akan berlangsung hingga 17 Desember 2025.
Pemerintah Provinsi Bali bersama Pemerintah Kota Denpasar mengalokasikan dana bantuan lebih dari Rp2,7 miliar untuk 373 pedagang yang usahanya terdampak banjir. Bantuan diberikan dalam bentuk uang tunai, dengan besaran berbeda sesuai jenis usaha. Pemilik kios menerima Rp10 juta, pemilik los mendapatkan Rp5 juta, sedangkan pedagang pelataran memperoleh Rp3 juta. Dari total 638 unit usaha yang rusak, terdiri atas 72 kios, 148 los, dan 418 pelataran, bantuan diberikan kepada 373 orang pemilik usaha, mengingat beberapa pedagang memiliki lebih dari satu unit.
Selain bantuan untuk pedagang, pemerintah juga menyalurkan santunan kepada keluarga korban meninggal akibat banjir. Tercatat ada 18 orang korban jiwa, dan masing-masing ahli waris menerima Rp45 juta yang berasal dari gabungan dana Pemprov Bali, Pemkot Denpasar, dan Kementerian Sosial, masing-masing senilai Rp15 juta.
Tidak hanya itu, bantuan logistik berupa sembako, paket kebersihan, family kit, matras, dan kasur juga turut diberikan untuk membantu meringankan beban masyarakat.
Bantuan lain yang dialokasikan adalah untuk perbaikan fasilitas keagamaan di kawasan pasar. Pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp710,5 juta untuk Pura Melanting dan Pura Taman Beji yang mengalami kerusakan akibat terjangan banjir.
Koster menegaskan bahwa seluruh dana ini diharapkan segera dicairkan dan dipergunakan oleh para pedagang sebagai modal usaha, sehingga kegiatan jual beli di pasar dapat kembali normal. Ia juga menyebut, berbagai pihak bersinergi untuk menyumbangkan dana bagi para korban banjir di Bali.
“Ini adalah dana gotong royong sukarela yang dikumpulkan, dan itu merupakan inisiatif (dari berbagai pihak). Dan bencana ini kemungkinan juga masih akan terjadi ya, karena musim hujan juga diperkirakan akan terus berlanjut hingga Februari 2026,” ujar Wayan Koster.
Sementara itu, Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menambahkan bahwa banjir bandang yang terjadi di Kota Denpasar beberapa waktu lalu memang memberikan dampak signifikan, terutama pada pusat perekonomian tradisional seperti Pasar Badung dan Pasar Kumbasari.
Oleh karena itu, bantuan yang disalurkan pemerintah menjadi langkah penting untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga meminta agar seluruh pihak terkait memastikan kebersihan kawasan pasar setelah banjir surut, termasuk penanganan lumpur, bau, serta perbaikan fasilitas yang rusak, agar pasar kembali layak digunakan oleh pedagang dan pembeli.
Editor: Redaksi TVRINews