
Kisah Pilu Riansyah, Bocah 14 Tahun di Musi Rawas Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reot
Penulis: Feri Styawan
TVRINews, Sumsel
Riansyah, bocah berusia 14 tahun asal Desa Bamasco, Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, harus menjalani hidup sebatang kara di sebuah gubuk reot di tengah perkebunan kelapa sawit.
Sehari-hari, Rian hanya mengandalkan uluran tangan tetangga untuk bisa bertahan hidup. Sang ayah meninggal saat ia berusia 12 tahun, sementara ibunya memilih menikah lagi dan tinggal bersama suami barunya tak jauh dari tempat Rian tinggal.
Sudah hampir satu tahun Rian hidup seorang diri. Untuk memenuhi kebutuhan, ia mengumpulkan berondolan sawit yang kemudian dijual dengan harga Rp10 ribu hingga Rp50 ribu setiap kali musim panen, yang datang dua kali dalam sebulan. Dari uang itu, ia membeli makanan dan membayar token listrik.
Kondisi rumah Rian memprihatinkan. Dindingnya dari papan lapuk, lantainya masih tanah, dan atap gentengnya bocor jika hujan turun. Meski hidup serba kekurangan, ia tetap berusaha tegar.
“Rumahnya bocor kalau hujan. Diberanikan saja tinggal sendiri, karena ada Allah,” ucap Rian lirih.
Sayangnya, hingga kini ia belum pernah merasakan bantuan dari pemerintah daerah. Sekolah pun sudah ia tinggalkan, membuatnya kehilangan masa kanak-kanak seperti teman-teman seusianya.
Rian berharap ada perhatian dari pemerintah maupun pihak terkait untuk meringankan beban hidupnya.
“Semoga ada bantuan untuk kebutuhan sehari-hari,” harapnya.
Editor: Redaktur TVRINews