Penulis: Hesti D. Ameliasari
TVRINews, Banjarmasin
Suasana haru menyelimuti rumah duka Prada Yahya di Jalan Handil Jaya Baya, Desa Patih Muhur Baru, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala pada Selasa, 12 Agustus 2025 malam. Isak tangis keluarga tak terbendung saat mobil ambulan yang membawa jenazah memasuki halaman rumah.
Prada Yahya merupakan salah satu dari sekian prajurit yang ditugaskan untuk menjalankan misi operasi di Papua.
Anggota Yonif 500/Sikatan ini dilaporkan gugur dalam kontak tembak dengan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.
Peristiwa terjadi pada Jumat pagi sekitar pukul 10.05 WIT. Saat melakukan patroli Prada Yahya ditembak dari atas perbukitan, peluru menembus bagian dada sebelah kanan atas lewat dari rompi anti peluru yang dipakainya.
Meski sempat dibawa untuk mendapatkan penanganan, nyawa Prada Yahya tak tertolong.
Bagi sang ayah Dariansyah, gugurnya sang putra meninggalkan luka mendalam.
“Ditelpon sama komandan di Papua, ini ada kabar anak bapak telah gugur dari kontak tembak saat Ia (Prada Yahya) menjalankan patroli, kemudian ibunya dengar terus menangis,” kata Dariansyah.
Setelah melalui proses transit jasad Yahya diterbangkan dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan dilanjutkan ke Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru.
Setibanya di sana upacara militer dilaksanakan dan langsung dibawa ke rumah duka untuk diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan di alkah yang berlokasi tak jauh dari rumahnya.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, Prada Yahya mendapat pemberian kenaikan pangkat secara Anumerta sebagai Pratu.
Yahya sendiri merupakan anak ketiga dari empat bersaudara yang dikenal sebagai sosok yang pemberani dan gigih. Menjadi seorang TNI pun juga merupakan cita-citanya sejak kecil.
Editor: Redaksi TVRINews