Penulis: Puji Anugerah Leksono
TVRINews, Probolinggo
Menjadi seorang single parent atau orang tua tunggal tidak menyurutkan semangat Soepeni, seorang pengrajin batik asal Kelurahan Sukabumi, Kota Probolinggo, untuk terus berkarya.
Bersama putrinya yang telah mewarisi bakat seninya, Soepeni berhasil mempromosikan batik hingga ke mancanegara.
Ajeng Chrishana Putri, anak kedua dari Soepeni, adalah perempuan berusia 27 tahun yang telah menapaki dunia modeling layaknya model profesional, sekaligus berkarir sebagai staff personalia di salah satu perusahaan swasta terkemuka.
Didikan disiplin dari sang ibu terbukti membuahkan hasil. Kesuksesan Ajeng tidak terlepas dari peran besar Soepeni dalam membimbingnya.
Baca Juga: R.A. Kartini: Pelopor Emansipasi Perempuan di Indonesia
Bakat menjadi seorang model telah tampak sejak kecil. Ajeng kemudian bergabung dengan sekolah modeling di Kota Probolinggo dan berhasil meraih sejumlah kejuaraan bergengsi di bidang tata busana.
Kecintaan Ajeng pada dunia batik juga tumbuh sejak dini berkat peran Soepeni, yang telah menjadi orang tua tunggal sejak tahun 1998. Mulai dari mencanting, mewarnai, hingga menjadikan batik sebagai karya seni bernilai tinggi, semua telah dikenalkan sejak kecil.
"Sejak kecil, ibu sudah menjadi pahlawan bagi saya. Sebagai orang tua tunggal, beliau luar biasa dalam membimbing saya hingga sampai di titik ini. Batik sebagai warisan bangsa ini harus kita besarkan, bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di mata dunia," ujar Ajeng pada Senin, 21 April 2025.
Sementara itu, Soepeni memiliki tekad kuat untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Setelah pensiun dari salah satu perusahaan garmen, ia memilih fokus di dunia usaha, khususnya batik.
"Saya berharap anak saya bisa meneruskan karya ini. Untuk itulah sejak dini saya sudah mengasah kemampuan dan pola pikirnya untuk mencintai wastra batik Indonesia. Begitu pula dengan generasi muda lainnya di Probolinggo, mari kita kembangkan wastra batik ini agar lebih maju dan dikenal," tegas Soepeni.
Tekad Soepeni tidak sia-sia. Melalui karya wastra batik yang dihasilkan, ia berhasil menembus pasar internasional. Karya-karyanya yang modern dan kontemporer tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga sampai ke negeri jiran, Malaysia.
Baca Juga: Kartini Jalanan: Ibu Pengamen Lawan Takdir
Warisan batik dari Kota Probolinggo sangatlah beragam, dengan berbagai motif indah dan bernilai seni tinggi. Motif anggur dan mangga adalah dua motif yang kini sangat diminati oleh pecinta batik dan menjadi kebanggaan masyarakat Kota Bayuangga.
Soepeni menambahkan bahwa pada tahun 2022, seorang raja dari Malaysia memborong hasil karya batiknya senilai puluhan juta rupiah. Sejak saat itu, perempuan berusia 57 tahun ini semakin yakin bahwa pengrajin batik lokal mampu bersaing di dunia internasional.
Menjadi sosok yang layak menyandang predikat sebagai Kartini masa kini, ibu dan anak ini percaya bahwa wastra batik akan terus berkembang di masa mendatang.
Dengan semangat yang tinggi dan tidak mudah menyerah, mereka terus memperkenalkan batik khas Kota Probolinggo ke kancah yang lebih luas.
Editor: Redaktur TVRINews