
Menelusuri Jejak Perjuangan AH Nasution di Desa Terpencil Kulonprogo
Penulis: Jatmiko Hadi
TVRINews, Kulonprogo
Tak banyak yang tahu, Dusun Boro, yang terletak di kawasan Perbukitan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, ternyata menyimpan secuil kisah perjuangan salah satu tokoh pahlawan nasional Indonesia, Abdul Haris Nasution.
Di desa terpencil yang sepi inilah, jejak-jejak cerita kepahlawanan Jenderal Besar AH Nasution bersama para pejuang lainnya dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia terukir kuat hingga saat ini.
Terletak di kawasan terpencil Perbukitan Menoreh, tepatnya Kalurahan Banjarasri, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Dusun Boro sepintas tak ubahnya seperti dusun lain di Indonesia pada umumnya. Didominasi warga yang bekerja sebagai petani, Dusun Boro setiap harinya nampak sepi dan tak banyak aktivitas.
Meski begitu, puluhan tahun silam, dusun ini pernah menjadi pusat perlawanan para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kala itu, Dusun Boro memang menjadi Markas Besar Komando Djawa (MBKD), di mana di desa kecil inilah Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, yang kala itu masih menjabat sebagai Panglima Tentara Teritorium Djawa (PTTD), memimpin perang gerilya dalam melawan penjajah Belanda.
Pemilihan Dusun Boro sebagai MBKD selama masa Perang Agresi Militer II memang bukan tanpa alasan. Selain memiliki sumber makanan yang melimpah, dusun ini juga dipilih sebagai tempat persembunyian karena memiliki posisi geografis yang sangat strategis, serta telah memiliki sejumlah fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, gereja, arsama, serta pabrik, yang tentu akan sangat jarang ditemui di desa-desa lain pada masa itu.
Salah satu jejak sejarah perjuangan AH Nasution di Dusun Boro bisa ditemui di salah satu bangunan rumah tradisional Jawa yang sudah berusia lebih dari satu abad ini. Di rumah milik warga bernama Nitirejo inilah, dulu AH Nasution yang kala itu menyamar sebagai seorang guru, tinggal dan menetap selama beberapa bulan untuk mengatur strategi dan memimpin perang gerilya.
Sayangnya, meski menyimpan sejarah penting perjuangan sosok pahlawan nasional AH Nasution di Kulonprogo, ternyata perhatian pemerintah terhadap rumah ini masih sangat minim. Hal ini membuat rumah bersejarah ini terlihat rusak dan kurang terawat.
Meski belum banyak mendapat perhatian dari pemerintah, warga masyarakat Dusun Boro sendiri mengaku akan terus berupaya merawat dan melestarikan sejumlah tempat maupun bangunan bersejarah di dusun ini dengan menggunakan dana swadaya. Hal ini dilakukan sebagai pengingat sekaligus pembelajaran bagi kalangan generasi muda agar tidak melupakan sejarah penting yang dulu pernah terjadi di desa mereka.
Editor: Redaktur TVRINews