
Prajurit TNI Prioritaskan Pemulihan Tamiang Pasca-Banjir
Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews-Aceh Tamiang
Meski rumah dinas rusak diterjang banjir, puluhan prajurit tetap fokus memulihkan fasilitas publik di Aceh Tamiang.
Di tengah sisa-sisa lumpur yang masih menyelimuti kediaman mereka, puluhan prajurit TNI dari Kompi Senapan A Batalion Infanteri 111 Karung Bakti memilih untuk menunda pembersihan rumah pribadi demi kepentingan masyarakat luas.
Hingga Senin 22 Desember 2025, rumah dinas para prajurit di Aceh Tamiang dilaporkan masih dalam kondisi memprihatinkan sejak bencana banjir besar menghantam wilayah tersebut pada akhir November lalu.
Namun, alih-alih mengurusi aset pribadi, para personel ini justru terlihat sibuk memulihkan fasilitas vital, mulai dari rumah sakit daerah hingga instalasi listrik.

"Motivasi kami adalah masyarakat Aceh Tamiang. Intinya, Tamiang harus cepat pulih," ujar Kopda Irpan N, salah satu anggota Kompi Senapan A, saat ditemui di sela aktivitasnya.
Irpan merefleksikan bahwa meskipun tempat tinggal mereka terendam, beban yang dipikul warga sipil jauh lebih berat.
"Rumah kita kena banjir, tapi ada warga yang rumahnya hilang total, bahkan tapak rumahnya pun sudah tidak ada lagi. Kita harus sabar dan kuat menghadapi ini," tambahnya.
Aksi Heroik di Tengah Arus
Dedikasi prajurit ini bukanlah hal baru sejak hari pertama bencana. Irpan menceritakan momen dramatis ketika delapan prajurit harus mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan seorang pria paruh baya yang terjebak di atap rumah.
Tanpa peralatan evakuasi yang memadai, mereka terpaksa meniti kabel listrik dan saling berpegangan tangan selama lima jam agar tidak terseret arus banjir yang sangat deras.
"Kami berpegangan satu sama lain, berpindah dari atap ke atap hingga mencapai lokasi evakuasi. Ini adalah tanggung jawab moral kami," kenang Irpan mengenai upaya penyelamatan yang mempertaruhkan nyawa tersebut.
Fokus pada Fasilitas Publik
Saat ini, prioritas utama satuan TNI di lapangan adalah memastikan roda kehidupan di Aceh Tamiang kembali normal. Pembersihan kantor-kantor pemerintahan dan fasilitas kesehatan menjadi agenda utama guna menjamin pelayanan publik tidak lumpuh total.
Menanggapi berbagai dinamika di media sosial, para prajurit memilih untuk tetap fokus pada tugas kemanusiaan. Menurut mereka, penanganan bencana alam adalah kerja kolektif yang memerlukan solidaritas tinggi tanpa perlu merasa terbebani oleh opini luar.
Berdasarkan data terbaru dari Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh per Selasa 23 Desember 2025, Aceh Tamiang tercatat sebagai salah satu wilayah terdampak paling parah dengan total kerusakan mencapai 22.377 unit rumah.
Editor: Redaksi TVRINews
