
Duka Keluarga Rafi
Penulis: Sunarto
TVRINews, Jember
Suasana haru menyelimuti kediaman keluarga Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, santri yang meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Rafi ditemukan meninggal setelah tertimbun reruntuhan, tepat saat usianya akan genap 17 tahun bulan ini.
Rafi, yang baru dua bulan menetap di pesantren tersebut, dimakamkan di kampung halamannya, Desa Tanggul Kulon, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember. Ayahnya, Mulyono, mengaku tak menyangka putranya menjadi korban dalam tragedi memilukan itu.
"Serasa saya tidak menginjak tanah, saya lemas, mas... perasaan saya campur aduk. Langsung saya bergegas ke rumah sakit untuk melihat jasad anak saya. Anak saya tanggal 8 Oktober nanti genap 17 tahun," ungkap Mulyono dengan mata berkaca-kaca, Jumat, 3 Oktober 2025.
Rafi dikenal sebagai anak bungsu dari empat bersaudara yang sangat berbakti kepada orang tua. Sebelum menjadi santri, Rafi sering membantu menjaga toko kelontong milik keluarga yang menopang kebutuhan mereka.
Mulyono menyampaikan, dirinya dan istri belum siap melepas kepergian Rafi yang dianggap anak penurut dan saleh. Namun, dia yakin semua sudah menjadi ketentuan Sang Pencipta.
"Allah sudah mencatat takdir itu untuk anak saya. Saya ikhlas dan yakin almarhum Rafi akan menempati surga-Nya. Kami juga mendoakan para korban lainnya yang meninggal dunia. Semoga mereka syahid karena meninggal saat melaksanakan sholat," tambah Mulyono.
Keluarga telah mengikhlaskan kepergian Rafi dan menerima kejadian ini sebagai musibah.
Sementara itu, proses evakuasi di lokasi runtuhnya bangunan pesantren terus berjalan. Alat berat akan dikerahkan karena masa golden time evakuasi sudah berakhir. Para wali santri telah menyetujui langkah ini agar anak-anak mereka segera ditemukan dalam kondisi apapun.
Tercatat masih ada 59 korban yang terjebak di bawah reruntuhan sejak bangunan ambruk pada Senin sore lalu.
Editor: Redaktur TVRINews