
80 Tahun Merdeka "Kisah Mbah Jirah dan Jejak Jenderal Sudirman di Desa Bajulan"
Penulis: Agus Triwasono
TVRINews, Nganjuk
Semangat perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman kembali menggema di peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Dari sebuah Desa kecil di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, kisah perjuangan itu masih hidup lewat sosok Mbah Jirah, seorang perempuan berusia 105 tahun yang pernah melayani langsung Sang Panglima saat perang gerilya melawan Belanda.
Pada masa itu, Jenderal Sudirman bergerak dari satu daerah ke daerah lain, menembus hutan dan desa terpencil untuk menghindari patroli Belanda. Saat hendak menyerbu Pabrik Gula Jati Loceret, beliau singgah di rumah seorang gadis desa berusia 20 tahun kala itu Mbah Jirah, di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret.kabupaten Nganjuk
Di rumah sederhana tersebut, Sudirman bersama pasukannya beristirahat, bermusyawarah, hingga menunaikan ibadah. Jejak sejarah itu masih terlihat nyata hingga hari ini, mulai dari tempat musyawarah hingga tempat wudhu yang tetap terawat.
Dengan penuh ketulusan, Mbah Jirah kala itu melayani kebutuhan makan dan keseharian pasukan gerilya di bawah komando Jenderal Sudirman, menjadi bagian penting dari perjuangan tanpa pernah memegang senjata.
Delapan dekade setelah proklamasi, kisah ini mengingatkan bangsa, bahwa kemerdekaan bukan hanya hasil strategi para panglima, melainkan juga berkat pengorbanan rakyat kecil yang setia menopang perjuangan.
Direktur LKHPI, Wahyu Priyo Djatmiko, menyampaikan bahwa negara harus memberikan penghormatan kepada saksi sejarah yang masih hidup.
“Mbah Jirah adalah simbol rakyat yang ikut berjuang, meski tanpa senjata. Negara harus hadir memberi perhatian, karena tanpa rakyat, perjuangan para pahlawan tak akan pernah berarti,” tegasnya.
Kini, di usia yang sudah sangat renta, komunikasi dengan Mbah Jirah memang sulit dilakukan. Namun kehadirannya adalah pengingat nyata bahwa kemerdekaan Indonesia dibangun dengan darah, air mata, dan pengorbanan tanpa pamrih.
HUT ke-80 Republik Indonesia menjadi momentum penting bagi generasi muda untuk meneladani semangat perjuangan, sekaligus panggilan bagi negara untuk memastikan saksi sejarah dan pejuang rakyat mendapatkan penghormatan yang layak.
Editor: Redaksi TVRINews