Penulis: Masrul Fajrin
TVRINews, Surabaya
Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) mendorong turunnya harga kedelai untuk menyelamatkan pengusaha kecil yang menggunakan bahan baku tersebut.
“Saya akan menyampaikan kepada pemerintah agar harga kedelai bisa kembali stabil di sekitar Rp9.000 per kilogram. Itu harga BEP (break even point) yang paling memungkinkan agar UMKM tempe tetap bertahan,” kata BHS saat mengunjungi UMKM Tempe “Bang Jarwo” di kawasan Simo Gunung Kramat Timur, Surabaya, Sabtu, 27 Desember 2025.
Saat ini harga kedelai sempat berada pada kisaran Rp12.000 per kilogram, setelah sebelumnya berada pada kisaran Rp9.000 hingga Rp11.000 per kilogram.
Menurutnya, harga ideal kedelai bagi pelaku UMKM tempe berada di angka Rp9.000 per kilogram agar pelaku usaha masih mendapatkan margin keuntungan yang wajar.
Dalam kunjungan tersebut, BHS mengapresiasi perjuangan Jarwo Susanto, pelaku UMKM tempe yang sebelumnya merupakan warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly.
Meski sempat mengalami kesulitan usaha, Jarwo kini mampu bangkit dan terus memproduksi tempe yang dipasarkan di sejumlah pasar tradisional sekitar lokasi.
“Saya sangat mengapresiasi semangat beliau. Dengan belajar dan berusaha, kini ia mampu menghasilkan tempe yang banyak diminati masyarakat. Bahkan beliau juga pernah mendapatkan penghargaan karena turut mendorong pengembangan wisata edukasi di kawasan eks Dolly,” ujar Legislator Gerindra ini.
Selain memberikan apresiasi, BHS juga menyalurkan bantuan modal untuk mendukung keberlanjutan usaha, terutama di tengah kenaikan harga kedelai yang menjadi bahan baku utama tempe.
Sementara itu, Jarwo Susanto mengakui bahwa produksinya turun karena terkendala biaya dan kenaikan harga kedelai.
Jika sebelumnya mampu memproduksi hingga 50 kilogram per hari, kini produksinya hanya berkisar 20 kilogram.
Jarwo berharap perhatian pemerintah terus mengalir agar pelaku UMKM olahan kedelai dapat kembali bangkit dan menjaga keberlangsungan usaha, mengingat sebagian besar produsen tempe bergantung pada bahan baku impor dari Amerika dan Kanada.
Dengan adanya dukungan wakil rakyat serta harapan stabilisasi harga kedelai, pelaku UMKM tempe di Surabaya optimistis produksi dapat kembali normal sehingga mampu memperkuat ketahanan pangan berbasis protein nabati bagi masyarakat.
Editor: Redaksi TVRINews
