
Sekolah di Daerah 3T, Belajar Digital Tanpa Internet
Penulis: Alfin
TVRINews, Jakarta
Sekitar 1,2 juta unit Chromebook yang telah disebarkan ke lebih dari 80.000 sekolah sejak 2020 kini menemukan harapan baru. Melalui integrasi dengan Kipin Classroom, perangkat ini akhirnya bisa dimanfaatkan secara optimal—bahkan di sekolah-sekolah terpencil yang belum tersentuh internet.
Langkah ini muncul setelah ditemukannya banyak kendala di lapangan, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Sekolah-sekolah di daerah tersebut mengalami kesulitan memanfaatkan Chromebook karena keterbatasan akses internet dan sistem operasi perangkat yang tertutup.
Menjawab tantangan itu, Kipin menghadirkan Kipin Classroom. Solusi ini berupa server lokal hybrid yang menyimpan ribuan konten pembelajaran seperti 5.000 buku pelajaran, 2.000 video pendidikan, 50.000 soal latihan, hingga ribuan buku literasi dan aktivitas siswa. Seluruh materi dapat diakses secara offline dalam jaringan lokal sekolah.
“Dengan Kipin Classroom, perangkat Chromebook yang sebelumnya terbatas penggunaannya kini dapat dimanfaatkan aktif setiap hari dalam kegiatan belajar mengajar,” ujar Santoso Suratso, CEO Kipin.id, Selasa, 15 Juli 2025.
Beberapa sekolah telah membuktikan efektivitas integrasi Chromebook dengan Kipin Classroom, di antaranya SMP Negeri 2 Serawai di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, serta SD Naskat Namaar di Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara. Di sekolah-sekolah ini, Chromebook kini digunakan secara rutin untuk asesmen digital dan aktivitas belajar harian.
Integrasi ini tidak hanya mengoptimalkan pemanfaatan perangkat, tetapi juga membawa manfaat lain seperti efisiensi anggaran sekolah dan keamanan akses digital. Seluruh konten berada di jaringan lokal sekolah yang tertutup, sehingga siswa terhindar dari paparan konten negatif di internet.
Penggunaan Kipin Classroom juga membantu sekolah mengurangi ketergantungan pada buku cetak, kertas ujian, dan biaya kuota internet bulanan. Solusi ini dinilai cocok untuk mempercepat pemerataan digitalisasi pendidikan, terutama di wilayah yang belum memiliki akses internet memadai.
Kipin mengajak para pengambil keputusan di dunia pendidikan untuk mengevaluasi kembali pemanfaatan Chromebook yang telah dimiliki sekolah. Kipin juga mendorong agar integrasi ini didukung oleh pendanaan dari BOS, APBD, atau APBN agar lebih banyak sekolah dapat merasakan manfaatnya.
Transformasi digital dalam pendidikan, menurut Kipin, tidak cukup dengan pengadaan perangkat semata. Diperlukan dukungan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lapangan. Kipin Classroom hadir untuk mengisi celah tersebut, sekaligus memastikan investasi besar dalam digitalisasi pendidikan tidak terbuang sia-sia.
Baca Juga:
Bagaimana Masa Lalu Jakarta Membentuk Masa Depannya?
Editor: Redaksi TVRINews