Penulis: Harry Saktiono
TVRiNews, Lamongan
Ratusan Warga di Lamongan Jawa Timur berebut Gunungan sayur mayur hasil bumi. Tradisi sedekah bumi atau Nyadran ini sebagai wujud rasa syukur kepada sang pencipta atas hasil panen yang melimpah.
Dalam tradisi ini juga digelar teatrikal perang sempyoh yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Pukulan gong menandai dimulainya pawai budaya tradisi sedekah bumi dan nyadran Kabupaten Lamongan tepatnya di Dusun Graman, Desa Sambangrejo, Kecamatan Modo.
“Tiap tahun, tradisi ini dilakukan seiring usai panen di desa ini. Sebelum mengarak gunungan hasil bumi, buah-buahan dan jajanan keliling kampung, warga melakukan doa bersama serta perang sempyoh," kata Kepala Desa Sambangrejo, Shodiq Mundhofar kepada tvrinews.com, Selasa, 2 Juni 2024
Sedekah bumi atau nyadran dilakukan rutin tiap tahun, bersamaan dengan usai panen di desa mereka sebagai upaya melestarikan tradisi.
Seperti tradisi sedekah bumi umumnya, sebelum berkumpul di tempat nyadran yang dinilai tempat sakral untuk doa bersama, ratusan warga ini terlebih dahulu mengarak gunungan hasil bumi dan jajanan lainnya keliling kampung.
"Doa yang kita panjatkan bersama adalah sebuah wujud syukur karena hasil panenan warga yang berlimpah. Sedekah bumi dari hasil panen warga saling diperebutkan dan ini yang menjadi kebahagiaan kita semua" tambah Shodiq Mundhofar
Sebanyak lima gunungan diarak keliling Desa menuju Sendang Graman yang yang menjadi titik acara berlangsungnya tradisi sedekah bumi sebagai prosesi Bersih Desa.
Dalam tradisi tahunan ini seluruh peserta iring-iringan baik sesepuh Desa, Kepala Desa serta Perangkat Desa turut menggunakan pakaian seperti zaman Kerajaan Airlangga yang disambut Warga di sepanjang jalan menuju Sendang Graman.
Setelah peserta iring-iringan tiba di lokasi para peserta kemudian melakukan momen yang ditunggu yakni teatrikal perang Sempyoh.
Sejarah perang Sempyoh sendiri merupakan perang yang terjadi antara Warga Graman sebagai pembela Kerajaan Jenggala melawan pasukan dari Kerajaan Panjalu untuk mempertahankan Wilayah Graman dari serangan pasukan Jenggala
Usai perang Sempyoh sesepuh desa berdoa kepada sang pencipta di atas Sendang Graman.
Namun saat ritual doa berlangsung, ratusan warga yang sudah menunggu sejak pagi hari kemudian langsung berebut Ambeng dan Gunungan.
Menurut kepercayaan dengan berebut gunungan maka akan memperoleh berkah dalam bentuk rezeki yang melimpah .
“Senang sekali kami berebut sayur mayur hasil panenan untuk dimasak, tradisi setiap tahun ini yang ditunggu-tunggu warga masyarakat , “ ungkap Citra, warga
Pihak Pemerintah Desa Sambangrejo berharap perang Sempyoh dan tradisi sedekah bumi dapat menjadi agenda tahunan Pemerintah Daerah serta rangkaian Hari Jadi Kabupaten Lamongan yang dapat menarik minat pengunjung untuk datang ke Desa Sambangrejo khususnya Dusun Graman.
Editor: Redaktur TVRINews