
Penulis: Paino
TVRINews, Lingga
Menjelang perayaan Natal dan pergantian tahun dari 2025 ke 2026, petani lokal di Kabupaten Lingga memastikan ketersediaan cabai dalam kondisi aman pada awal tahun 2026. Panen cabai diperkirakan akan dilakukan pada Januari 2026 dengan hasil mencapai puluhan ton, baik cabai keriting maupun cabai rawit.
Masa tanam cabai keriting dan cabai rawit yang dimulai pada Oktober 2025 kini memasuki masa panen. Dengan masuknya periode panen tersebut, kebutuhan cabai di wilayah Lingga dipastikan dapat terpenuhi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan pantauan pada Jumat, 19 Desember 2025, para petani lokal masih terus melakukan perawatan tanaman cabai. Perawatan meliputi pembersihan hama, pengurangan rumput liar, pemberian pupuk, hingga pemilahan tanaman cabai yang rusak.
Salah seorang petani cabai di Lingga, Budi Cabe, mengatakan dari sekitar 4.000 batang cabai keriting yang ditanam, hasilnya diperkirakan sudah dapat dipanen pada Januari mendatang. “Insyaallah dari sekitar empat ribu batang cabai keriting ini sudah bisa dipanen pada Januari 2026. Hasil panennya nanti akan kami pasarkan di wilayah Dabo Singkep dan sekitarnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, cabai lokal yang baru dipetik memiliki kualitas dan kesegaran yang lebih baik. “Cabai lokal yang masih segar biasanya memiliki harga jual lebih tinggi dibandingkan cabai dari luar daerah. Selisih harganya bisa mencapai sekitar sepuluh ribu rupiah per kilogram,” kata Budi.
Menurutnya, perbedaan harga tersebut dipengaruhi oleh biaya produksi yang cukup tinggi. “Biaya perawatan tanaman dan harga pupuk saat ini terus meningkat, sehingga mempengaruhi harga jual cabai lokal,” tambahnya.
Editor: Redaktur TVRINews
