
Doc. RRI
Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Mojokerto
Kedatangan lima bus rombongan siswa SMPN 7 Kota Mojokerto pada Selasa, 28 Januari 2025 malam hari, disambut penuh haru oleh para orang tua yang telah menunggu dengan cemas sejak sore hari.
Namun, di tengah rasa lega atas kepulangan anak-anak mereka, duka mendalam menyelimuti keluarga tiga siswa yang meninggal dunia akibat musibah di Pantai Drini, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Rombongan yang terdiri dari 250 siswa kelas tujuh dan delapan itu tiba di sekolah di Jalan Karyawan, Kota Mojokerto, sekitar pukul 21.30 WIB. Begitu turun dari bus, para siswa langsung dikumpulkan di halaman sekolah untuk dilakukan absensi dan pemeriksaan kesehatan oleh para guru. Suasana haru pecah ketika para orang tua melihat anak-anak mereka dalam keadaan selamat.
Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Ali Kuncoro, turut hadir dan memberikan pengarahan kepada para siswa. Setelah itu, mereka diperbolehkan pulang bersama orang tua masing-masing.
Salah satu orang tua siswa mengaku pertama kali mengetahui musibah di Pantai Drini pada Selasa, 28 Januari 2025 pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB setelah menerima kabar dari anaknya.
Pantai tersebut merupakan destinasi pertama dari kegiatan outing class yang diikuti oleh siswa SMPN 7 Mojokerto. Saat kejadian, para siswa sedang bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke tempat wisata lainnya, termasuk Malioboro, sebelum rencana berubah akibat insiden tragis tersebut.
Sekitar satu jam setelah rombongan tiba di Mojokerto, tiga ambulans yang membawa jenazah siswa korban musibah juga sampai di rumah duka masing-masing. Salah satu korban, Alfian Aditya Pratama, yang merupakan warga Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, langsung disholatkan di mushola setempat sebelum dimakamkan di pemakaman umum.
Editor: Redaktur TVRINews
