Penulis: Harapan Sagala
TVRINews, Taput
Anak-anak yang terdampak bencana longsor di Desa Sibalanga, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, tetap merayakan Natal dengan penuh sukacita meski berada di lokasi pengungsian. Perayaan Natal Anak Sekolah Minggu digelar bersama Kantor Kementerian Agama Tarutung pada Rabu, 24 Desember 2025.
Meski tidak dilaksanakan di gereja, ibadah Natal berlangsung khidmat dan penuh keceriaan. Anak-anak tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang digelar sederhana di area pengungsian warga terdampak bencana.
Natal Anak Sekolah Minggu ini mengusung tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” yang diambil dari Kitab Matius 1:21–24. Ibadah dipimpin oleh Pendeta Jetro Hutabarat yang menyampaikan doa syafaat bagi anak-anak serta keluarga korban bencana.
Kegiatan Natal ini merupakan hasil kerja sama Pemerintah Desa Sibalanga dengan Kantor Kementerian Agama Tarutung.
Kepala Desa Sibalanga, Arnold Panggabean, mengatakan perayaan ini bertujuan memberikan penguatan iman dan penghiburan bagi anak-anak yang tengah menghadapi situasi sulit pascabencana.
“Melalui Natal ini, kami ingin anak-anak tetap merasakan sukacita, penguatan iman, dan kebahagiaan meskipun mereka sedang berada di pengungsian,” ujar Arnold.
Perayaan Natal diisi dengan ibadah, puji-pujian, renungan firman Tuhan, serta pembagian bingkisan Natal kepada anak-anak Sekolah Minggu. Kegiatan kemudian ditutup dengan makan bersama warga terdampak longsor yang terjadi beberapa minggu lalu.
Kepala Seksi Pendidikan Agama Kristen Kantor Kementerian Agama Tarutung, Nimrot Simatupang, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat dan pengharapan bagi anak-anak serta keluarga pengungsi.
“Natal menjadi momentum untuk saling menguatkan dan meneguhkan bahwa anak-anak dan keluarga terdampak bencana tidak sendirian menghadapi situasi ini,” kata Nimrot.
Kehadiran jajaran Kantor Kementerian Agama Tarutung bersama para guru Sekolah Minggu menjadi wujud kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan rohani anak-anak pengungsi. Di tengah keterbatasan, Natal di pengungsian ini diharapkan menjadi penghiburan sekaligus menanamkan nilai kasih, damai, dan kepedulian sejak dini.
Editor: Redaktur TVRINews
