
Garebeg Maulud 2025 di Yogyakarta: Tanpa Rayahan, Gunungan Bromo Jadi Sorotan
Penulis: Herdian Giri
TVRINews, Yogyakarta
Keraton Yogyakarta menggelar Hajad Dalem Garebeg Maulud atau Grebeg Maulud 2025 dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, bertepatan dengan Tahun Dal 1959 dalam kalender Jawa. Tradisi budaya ini ditandai dengan penyerahan gunungan hasil bumi oleh Sri Sultan Hamengku Bawono X kepada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Garebeg Maulud kali ini tidak menghadirkan agenda rayahan atau rebutan gunungan oleh masyarakat. Sebaliknya, hasil bumi dari gunungan dibagikan secara tertib kepada masyarakat maupun pejabat pemerintah.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menegaskan bahwa sejak awal sebenarnya tidak ada tradisi rayahan dalam Garebeg.
"Budaya Jawa itu bukan budaya siapa kuat dia menang. Nilainya adalah sabar, tertib, dan saling menghargai. Dengan prosesi ini, masyarakat bisa belajar bahwa masing-masing punya hak menerima, tapi juga ada batas dengan kewajiban orang lain," ujarnya, dalam keterangannya dikutip Sabtu 6 September 2025.
Tahun Dal sendiri memiliki makna istimewa dalam tradisi Jawa. Selain menjadi tahun awal dari siklus delapan tahunan (sewindu), malam 1 Suro pada Tahun Dal selalu bertepatan dengan Jumat Kliwon, yang dianggap membawa nilai khusus.
Keraton mengeluarkan delapan gunungan pada Garebeg Maulud kali ini. Gunungan Kakung, Estri, Gepak, Darat, dan Pawuhan dibagikan di Masjid Gedhe Kauman serta di Kompleks Kepatihan dan Puro Pakualaman.
Tahun ini, perjalanan gunungan juga kembali melewati Ndalem Mangkubumen, lokasi yang dahulu menjadi bagian prosesi namun sempat ditinggalkan.
Yang membuat Garebeg Maulud 2025 semakin istimewa adalah hadirnya Gunungan Bromo, yang hanya muncul setiap delapan tahun sekali pada Tahun Dal.
Gunungan berbentuk silinder dengan asap kemenyan yang terus mengepul itu tidak dibagikan kepada masyarakat, melainkan khusus diperuntukkan bagi Sri Sultan, keluarga, serta Abdi Dalem.
Gunungan Bromo hanya singgah sejenak di Halaman Masjid Gedhe Kauman untuk didoakan, lalu kembali ke Kompleks Kedhaton untuk dihaturkan kepada Ngarso Dalem dan keluarga besar Keraton.
Editor: Redaktur TVRINews