
Heartology Genjot Layanan Jantung Presisi, Tekan Ketergantungan Pasien ke Luar Negeri
Penulis: Joko Hermanto
TVRINews, Surabaya
Tanpa banyak gembar-gembor, Heartology Cardiovascular Hospital mencatat lebih dari 450 tindakan kardiovaskular sepanjang 2025.
Angka ini tak hanya menunjukkan volume, tetapi mencerminkan model layanan spesialis jantung yang terstruktur, berbasis teknologi presisi tinggi, dan didukung sistem kerja tim yang terintegrasi.
Menurut dr. Ridwan Tjahjadi Lembong, President Director Heartology, capaian ini menjadi bukti pendekatan yang bukan sekadar kuratif, tetapi juga preventif dan prediktif.
“Pencapaian ini adalah representasi dari sistem layanan jantung yang tepat guna. Diagnosis kami tidak lagi menunggu gejala berat muncul. Dengan teknologi yang kami miliki, proses deteksi bisa dilakukan sejak dini dengan akurasi tinggi,” ujarnya.
Dua teknologi utama yang menjadi tulang punggung deteksi dini di Heartology adalah CT Scan 512-slice dan 4D Echocardiography. CT scan generasi terbaru ini mampu memetakan pembuluh darah koroner dan aorta secara detail dengan radiasi yang lebih rendah.
Sementara teknologi 4D echocardiography memungkinkan pemetaan katup jantung secara real-time, krusial untuk evaluasi kelainan seperti kebocoran atau penyempitan katup.
“Ini adalah ‘mata’ utama kami dalam merancang keputusan klinis. Akurat, cepat, dan aman,” kata dr. Ridwan.
Untuk penanganan kasus invasif, Heartology menggunakan teknologi seperti Intravascular Lithotripsy (IVL) untuk kalsifikasi berat, Pulsed Field Ablation (PFA) untuk aritmia kompleks, serta tindakan TAVI dan MitraClip untuk pasien risiko tinggi.
“Kami rutin menangani kasus aorta dan operasi besar seperti Bentall, MVR, hingga DVR. Prosedurnya ditangani tim multidisiplin, dari bedah, perfusionist, ICU jantung, sampai rehabilitasi pasca operasi,” ucap dr. Ridwan.
Berbeda dari rumah sakit umum, Heartology sejak awal dibangun dengan satu fokus: jantung dan pembuluh darah, dari pencegahan hingga tindakan kompleks.
Ada enam subspesialisasi yang dijalankan secara terintegrasi, termasuk pusat intervensi, aritmia, struktur jantung, hingga layanan aorta.
Salah satu hal yang membedakan sistem di Heartology adalah pendekatan tim. Setiap pasien ditangani melalui diskusi harian antarspesialis dalam heart meeting, bukan keputusan satu dokter saja.
Pendekatan berbasis bukti ini terbukti memperpendek waktu rawat dan meningkatkan tingkat keberhasilan.
Langkah besar yang coba diambil Heartology bukan hanya menyembuhkan, tapi juga membangun kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap kemampuan medis di dalam negeri.
“Salah satu misi kami adalah menghentikan kebiasaan pasien Indonesia berobat jantung ke luar negeri. Di sini, mereka bisa mendapatkan layanan yang bahkan lebih terstruktur, tidak perlu antre berbulan-bulan, dan didampingi langsung oleh tim ahli,” kata dr. Ridwan.
Kini, Heartology menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk pasien dari berbagai kota di Indonesia, termasuk mereka yang awalnya berencana menjalani operasi di luar negeri, namun memutuskan untuk dirawat di Jakarta.
“Kami ingin pasien merasa tenang. Bahwa perawatan jantung kelas dunia bisa mereka dapatkan di tanah air,” tutur dr. Ridwan.
Editor: Redaktur TVRINews
