
Jawa Timur Genjot Produksi Susu, 1.080 Sapi Diimpor
Penulis: Puji Anugerah Leksono
TVRINews, Jatim
Sebanyak 1.080 ekor sapi perah bunting diimpor dari Australia dan mulai didistribusikan ke lima daerah di Jawa Timur pada Selasa siang, 15 Juli 2025. Pengiriman ini dilakukan sebagai upaya mendukung ketahanan pangan melalui peningkatan produksi susu nasional.
Sapi perah jenis persilangan Holstein dan Jersey itu tiba di Desa Wringin Anom, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, sebelum dialokasikan ke Kabupaten Malang, Blitar, Kediri, Pasuruan, dan Kota Batu. Sapi-sapi tersebut akan dikelola oleh peternak mitra PT GI yang telah ditunjuk.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan optimismenya terhadap program ini. Ia menyebut kedatangan sapi perah bunting tersebut sebagai langkah strategis untuk meningkatkan populasi sapi dan produksi susu segar di Jawa Timur.
“Kedatangan 1.080 sapi perah dara bunting ini kemudian akan dikelola oleh peternak mitra PT. GI yang ada di lima kabupaten di Jawa Timur. Yakni Kabupaten Malang, Blitar, Kediri, Pasuruan dan Kota Batu untuk meningkatkan populasi sapi perah dan susu segar di Jawa Timur,” ujar Khofifah, dikutip Rabu, 16 Juli 2025.
Ia menambahkan, peningkatan produksi susu ini akan sangat bermanfaat terutama untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia juga menyebut program ini sejalan dengan upaya mewujudkan Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam hal swasembada susu nasional.
“Sebanyak 1.080 ribu sapi perah yang hadir di Jatim memberikan peningkatan dan pemerataan ekonomi bagi peternak sapi. Sehingga diprediksi ada sumber ekonomi baru, tenaga kerja baru dari hadirnya 1.080 ekor sapi perah,” lanjutnya.
Menurut data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian, Indonesia masih mengimpor sekitar 79 persen kebutuhan susunya. Karena itu, program ini juga dimaksudkan untuk memperkuat produksi dalam negeri dan memberikan jaminan ekonomi bagi peternak.
PT GI sebagai pembeli utama hasil susu peternak juga memastikan tidak ada susu segar yang tidak terserap pasar. Selain itu, peternak mitra menerima pendampingan teknis, pelatihan, layanan kesehatan hewan, serta jaminan penyerapan hasil produksi.
Penurunan populasi sapi perah akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada 2022 turut menjadi latar belakang program ini. Sebelumnya, pada 2021, populasi sapi perah di Jawa Timur tercatat 305.708 ekor. Setelah wabah PMK, jumlah itu turun menjadi 282.364 ekor.
“Apresiasi kami sampaikan kepada seluruh mitra pemerintah atas dukungannya dalam percepatan peningkatan populasi sapi perah dan produksi susu segar pasca wabah PMK,” ujar Khofifah.
Dirjen PKH Kementerian Pertanian, Agung Suganda, mengatakan akan ada penambahan 10 ribu ekor sapi perah pada tahun ini. Ia memastikan Kementerian Pertanian dan Balai Karantina mendukung penuh proses perizinan dan distribusi sapi.
"Ya, tahun ini akan ada lagi 10 ribu ekor sapi perah. Kami sangat mendukung program ini dan telah membantu dalam proses perizinan penambahannya,” kata Agung.
Berdasarkan data BPS hingga akhir 2024, populasi sapi perah di Jawa Timur mencapai lebih dari 200 ribu ekor, menjadikan provinsi ini sebagai sentra utama dengan sekitar 60 persen dari total populasi nasional.
Dengan adanya impor sapi perah ini, diharapkan gairah beternak kembali meningkat dan produksi susu sapi segar bisa kembali mencapai angka lima ratus ton per hari.
Editor: Redaksi TVRINews