Penulis: Johan
TVRINews, Rawajitu Timur
Warga Kampung Bumi Dipasena Makmur, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, digemparkan oleh semburan lumpur bercampur gas setinggi puluhan meter dari lokasi pengeboran sumur bor. Peristiwa yang terjadi tiba-tiba ini membuat warga panik dan langsung memicu penanganan darurat.
Sumur bor tersebut dibangun oleh pemerintah kampung untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga yang selama ini sulit didapat.
Kepala Kampung Bumi Dipasena Makmur menjelaskan, posisi permukiman yang dikelilingi tambak udang dan sungai membuat sumber air tanah sulit diakses, sementara kualitas air yang ada tidak layak konsumsi.
Namun, saat pengeboran mencapai kedalaman sekitar 100 meter, tiba-tiba lumpur pekat bercampur gas menyembur dengan tekanan tinggi.
“Awalnya hanya keluar air dan lumpur, lalu tekanan makin besar hingga menyembur tinggi. Bau gas langsung tercium,” kata Kepala Kampung.
Aparat Polsek Rawajitu Timur yang menerima laporan segera mensterilkan lokasi dan memasang garis polisi.
“Jenis gas yang keluar belum diketahui, bisa saja mudah terbakar atau beracun. Untuk mencegah risiko, lokasi langsung kami tutup,” ujar Kapolsek Rawajitu.
Polisi juga mengimbau warga tidak menyalakan api dan menjauh dari lokasi hingga situasi dinyatakan aman. Pemerintah kampung dan aparat setempat berencana meminta bantuan tim ahli geologi dan energi untuk memeriksa kandungan gas, potensi bahayanya, serta menentukan langkah penanganan yang tepat.
Meski fenomena seperti ini jarang terjadi di Tulang Bawang, para ahli memperkirakan semburan bisa berkaitan dengan tekanan gas alam di bawah tanah atau kantong udara yang terperangkap.
Semburan lumpur bercampur gas tersebut akhirnya berhenti. Pemerintah kampung kini menyiapkan pengeboran di lokasi baru dengan pengawasan lebih ketat.
“Kami akan tetap mencari sumber air bersih, tapi harus dipastikan aman,” tegas Kepala Kampung.
Untuk sementara, pasokan air bersih warga akan disediakan secara darurat hingga sumur baru berhasil dibuat. Namun, sebagian warga masih khawatir kejadian serupa terulang, terutama jika terjadi di dekat rumah atau fasilitas umum.
Editor: Redaksi TVRINews