
Foto : Arab News
Penulis: Fityan
TVRINews – Bogota
Miguel Uribe, tokoh sayap kanan dan penantang kuat Pemilu 2026, ditembak tiga kali di tengah kerumunan pendukung. Pelaku diduga remaja 15 tahun.
kampanye yang semula penuh semangat berubah menjadi horor di ibu kota Kolombia, Bogota, ketika Senator Miguel Uribe, calon presiden dari kubu kanan, ditembak tiga kali secara brutal di depan para pendukungnya. Ia kini dirawat dalam kondisi kritis di rumah sakit setelah mengalami luka tembak di kepala dan lutut.
Uribe (39), yang dikenal sebagai oposisi vokal terhadap Presiden Gustavo Petro, tengah berbicara kepada massa saat seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun mendekat dan melepaskan tembakan. Dua peluru menembus kepalanya, satu lagi mengenai lututnya. Dalam rekaman dan foto yang beredar, Uribe terlihat terkulai di atas kap mobil berlumuran darah, dikelilingi para pendukung yang mencoba menyelamatkannya.
Rumah Sakit Klinik Santa Fe mengonfirmasi bahwa Uribe tengah menjalani operasi bedah saraf dan prosedur pembuluh darah kritis. Sang istri, dalam unggahan di akun X (dulu Twitter) milik Uribe, Minggu (8/6) menyebut suaminya “sedang berjuang untuk hidup.”
Polisi Kolombia berhasil mengamankan pelaku di tempat kejadian, yang ternyata seorang remaja. Direktur Kepolisian Carlos Fernando Triana mengatakan pelaku juga mengalami luka saat ditangkap dan sedang menjalani perawatan. Selain Uribe, dua warga sipil seorang pria dan wanita juga dilaporkan terluka. Polisi menyita senjata api jenis Glock dari tangan pelaku.
Belum ada informasi pasti terkait motif penembakan. Namun Menteri Pertahanan Kolombia, Pedro Sanchez, berjanji akan mengerahkan seluruh kekuatan penegak hukum untuk mengungkap dalang di balik serangan ini. Pemerintah menawarkan hadiah sebesar 725.000 dolar AS bagi siapa pun yang memiliki informasi penting.
Presiden Gustavo Petro dalam pernyataan videonya menyebut insiden ini sebagai “hari duka bagi Kolombia,” dan menegaskan bahwa penyelidikan menyeluruh akan dilakukan. “Ini bukan sekadar serangan terhadap Uribe, tapi juga terhadap demokrasi dan kebebasan politik di negara ini,” katanya.
Namun pernyataan Petro memicu kontroversi, terutama dari pihak Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menuding retorika politik Petro yang “keras dan provokatif” telah menciptakan iklim kebencian yang memicu kekerasan. “Ini ancaman langsung terhadap demokrasi,” ujarnya.
Uribe sendiri adalah anggota Partai Democratic Center yang dipimpin mantan Presiden Alvaro Uribe (tidak memiliki hubungan keluarga). Namanya diumumkan sebagai calon presiden untuk Pilpres 2026 sejak Oktober lalu. Ia adalah cucu mantan Presiden Kolombia Julio Cesar Turbay dan anak dari jurnalis ternama Diana Turbay yang tewas dalam penyanderaan oleh kartel narkoba Medellin pimpinan Pablo Escobar.
Masyarakat Kolombia kini terpukul. Puluhan pendukung Uribe berkumpul di luar rumah sakit, menyalakan lilin dan berdoa dengan penuh harap. “Kolombia sedang terluka. Harapan kami sekarang hanya satu: semoga Uribe selamat,” ujar Carolina Gomez, seorang pebisnis, sambil menangis.
Penembakan ini kembali menyoroti bayang-bayang kekerasan politik yang masih membayangi Kolombia, negara yang belum lepas dari sejarah kelam konflik bersenjata dan kekuasaan kartel. apakah Kolombia akan melindungi demokrasinya, atau kembali terseret ke masa lalu yang kelam?
Editor : Redaksi TVRINews
Editor: Redaktur TVRINews
