Penulis: Agus Triwasono
TVRINews, Ngawi
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan nasional, kini mulai menapaki panggung industri global. Hal ini ditandai dengan ekspor perdana produk mainan buatan PT GFT Indonesia Investment, yang resmi dilepas oleh Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Jumat (12/9/2025).
Sebanyak satu truk mainan plastik dan die-cast senilai lebih dari Rp600 juta dikirim ke luar negeri. Momen ini menjadi tonggak baru bagi Ngawi dalam memperluas peran ekonomi, tidak hanya di sektor pertanian, tetapi juga industri manufaktur berorientasi ekspor.
“Ngawi kini bukan hanya sentra pertanian, tapi siap dikenal dunia sebagai pusat industri mainan,” ujar Bupati Ony.
Kepala KPPBC Tipe Madya Cukai Malang, Gunawan Tri Wibowo, menyatakan bahwa keberhasilan ini bukan sekadar kegiatan ekspor biasa. Menurutnya, PT GFT Indonesia Investment telah masuk dalam 16 besar eksportir mainan dunia, menunjukkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
“Ini adalah bukti nyata kebangkitan industri Indonesia dari daerah,” ungkap Gunawan.
PT GFT, yang merupakan perusahaan asal Tiongkok, telah menanamkan investasi senilai Rp3 triliun sejak 2023 hingga 2025 di kawasan Madiun Raya—meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan Madiun. Dalam waktu dekat, perusahaan juga berencana membangun delapan pabrik tambahan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Bupati Ony menjelaskan bahwa investasi tersebut telah memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat lokal. Ribuan warga terserap sebagai tenaga kerja, dan aktivitas ekonomi masyarakat ikut tumbuh, mulai dari sektor kuliner, kos-kosan, bengkel, hingga UMKM.
“Bukan hanya menciptakan devisa bagi negara, tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Ngawi,” tegas Ony.
Pemkab Ngawi terus berupaya menarik investor ke daerah. Hingga akhir 2024, total investasi yang masuk ke Ngawi tercatat hampir Rp2,7 triliun, sementara di kawasan eks-Karesidenan Madiun, nilai investasi diperkirakan mencapai Rp3 triliun pada periode 2024–2025.
Dari jumlah tersebut, kontribusi PT GFT di Ngawi saja telah mencapai Rp600 miliar—angka yang dinilai sangat signifikan untuk menggerakkan ekonomi lokal.
Momentum ekspor perdana ini menjadi simbol transformasi ekonomi Ngawi. Dari kabupaten agraris, kini Ngawi resmi melangkah menjadi salah satu pusat industri mainan dunia, dengan daya saing yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Baca juga: Kartu Koperasi Merah Putih Mulai Digunakan untuk Transaksi Ekonomi di Kelurahan Bende
Editor: Redaksi TVRINews