Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit kronis yang menular dan mematikan, dengan angka kematian 17 orang per jam.
Berdasarkan Global TB Report 2023, Indonesia menjadi negara kedua tertinggi kasus TB setelah India dengan estimasi sebanyak 1.060.000 kasus dan angka kematian 134.000 per tahun. Angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengungkapkan, peningkatan penemuan TB pada 2023 meningkat hingga 77 persen, yaitu 820.789 kasus, dengan penemuan TB pada anak 134.528 kasus.
Peningkatan penemuan tersebut merupakan hal yang baik dalam upaya eliminasi TB.
“Penemuan kasus itu itu bagus karena kita dapat segera mengobati mereka dan mereka dapat segera diobati agar tidak menyebarkan ke orang lain,” ungkap Imran dalam keterangan yang diterima tvrinews.com, Senin, 25 Maret 2024.
Lebih lanjut, Imran mengatakan bahwa penanggulangan TB juga tertuang dalam peraturan presiden nomor 67 tahun 2021, yang membahas pengaturan dan strategi penanggulangan TBC.
“Satu-satunya negara yang memiliki perpres terkait tuberkulosis adalah Indonesia, karena presiden mengatakan masalah TB tidak hanya masalah kesehatan, tetapi beberapa kementerian dan sektor juga harus mengambil tanggung jawab terkait hal ini,” ucap Imran.
Tak hanya itu, Imran juga menambahkan berbagai upaya percepatan penanganan TB telah dilakukan melalui berbagai pilar, yakni pencegahan, promosi kesehatan, deteksi, pengobatan, dan surveilans, serta lintas sektor.
Pertama, pencegahan TB dengan melakukan rapat sosialisasi perluasan pemberian terapi pencegahan.
Kedua, promosi kesehatan dengan melakukan kampanye TBC bersama masyarakat dan multisektor pada hari peringatan TB dan hari kesehatan nasional.
Ketiga, deteksi, pengobatan, dan surveilans dengan active case finding dalam kontak rumah tangga dan populasi berisiko seperti lapas/rutan sepanjang 2022-2023.
Editor: Redaktur TVRINews
