Penulis: Ahmad Albar
TVRINews, Nunukan
PT. Sembakung Sumber Energi Lestari (SSEL) bersama China Huadian Hongkong Co., Ltd. (CHDHK) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sembakung dengan kapasitas 250 MW.
Hal Itu berdasarkan Perjanjian Konsorsium yang ditandatangani pada 1 Februari 2024 di Jakarta antara PT. SSEL bersama CHDHK.
Direktur Utama PT. SSEL, Ismail Haris menyampaikan, konsorsium ini dibentuk dalam rangka pembangunan PLTA Sembakung dengan kapasitas 250 MW yang terletak di Sungai Sembakung, Desa Binter, Kecamatan Lumbis Ogong, Nunukan, Kalimantan Utara.
Baca Juga: 29 Orang Eks OPM Maybrat Berikrar Setia Kepada NKRI
Ia mengungkapkan, Tim SSEL terdiri dari pengusaha daerah Iskandar Riyanto, salah satu pemilik Kayan Lestari Group yang bergerak di bidang konstruksi di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Kemudian, Ferry Syauki merupakan mantan Wakil Direktur Bidang Energi Baru dan Terbarukan PT. PLN (Persero), sebagai Direktur Operasional, dan Anggoro Ario Yudho sebagai Direktur Teknik.
Kerjasama ini merupakan bagian dari program kerjasama antara Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan Indonesia dalam bentuk Business to Business (B2B) untuk membangun PLTA Sembakung. Dimana kesepakatan kerja ini telah mendapatkan dukungan dari NDRC (National Development & Reform Commission) seperti BAPPENAS di RRT.
"PLTA Sembakung akan menjadi sebuah perusahaan IPP (Independent Power Producer) yang akan menjual listriknya ke PT. PLN (Persero) melalui sistem jaringan Kalseltimtengtara yang selama ini menjadi Backbone bagi penyediaan listrik di seluruh pulau Kalimantan," jelas Ismail, Rabu, 15 Mei 2024.
Selanjutnya, sesuai dengan rencana RUPLT 2021-2030 PT. PLN (Persero) akan mengembangkan jaringan Transmisi 500 kV dan 150 kV se-Kalimantan secara terinterkoneksi dengan sistem Grid Borneo.
PLTA Sembakung direncanakan dibangun dengan konsep bendungan CFRD (Concrete Face Rock Fill Dam) dengan tinggi 465 meter sampai dengan 70 meter dan ketinggian air mencapai 90 Mdpl. Lebar tapak bendungan selebar 230 meter dan direncanakan setelah selesai dibangun, titik puncak bendungan akan memiliki lebar 350 meter.
Baca Juga: Ditjen Imigrasi RI Kerjasama dengan KJRI Kuching Pelayanan Dokumen di Ladang Sawit
Dengan kondisi struktur ini, debit air yang didapat akan mencapai 380m2/detik yang mampu membangkitkan listrik sebesar 250 MW.
"Listrik yang dihasilkan akan dialirkan ke GI Malinau yang berjarak sekitar 72,5 Km dengan menggunakan Jaringan Kabel Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV. Jaringan SUTT ini ditopang oleh 207 Latice Tower, 43 titik tower berada di kawasan Hutan Produksi, dan sisanya berada di wilayah APL," bebernya.
Permasalahan transportasi adalah salah satu masalah utama dalam pembangunan PLTA Sembakung. Dengan dibangunnya bendungan, maka jalur transportasi sungai dari hilir ke hulu dan sebaliknya akan terputus. Untuk memberikan solusi atas permasalahan ini, Tim telah mendesain sebuah sistem boat lifting yang memiliki konsep seperti lift. Tetapi berada di sungai dan sanggup untuk mengangkat perahu melewati bendungan yang dibangun.
Editor: Redaktur TVRINews